RSS
Write some words about you and your blog here
Selamat Datang Di My Diary. Di sini kalian bisa tau semua pengalaman2 seruhku. Kalian juga bisa berbagi pengalaman di sini..................

Kisah di balik Ramadhan dan Lebaran Ku

Hari ini hari Rabu, tepat pada tanggal 31 Agustus 2011. Hari kemenangan bagi umat muslim yang merayakannya walaupun ada juga yang sudah merayakan pada hari kemarin dan hari esok. Tapi apapun perbedaannya, asalkan bukan hal yang bid’ah. Baju baru, silaturrahmi, maaf-memaafkan sampai pada hidangan khas lebaran yang disajikan di atas meja tidak terlepas dari tradisi Idul Fitri.


Oh iya... Lebaranku kali ini agak terasa berbeda dari lebaran tahun lalu. Sedikit kecewa dan penyesalan yang tentunya saya rasakan di Hari yang Fitri ini. Mau tau kenapa...??? bagi yang gak mau tau, ya uda bacanya gak usah di lanjut. Hehehehe..... Just Kidding. Pokoknya baca aja sampe abis. Ok....

Mulai dari mana ya ceritanya...... bingung... soalnya abis shalat ied saya tidak langsung makan ketupat atau buras, Cuma air dan kue kering saja. Jadiya perut jadi takbiran juga. Alhasil, nulisnya juga gak konsen. Ntar saya ceritakan kenapa itu bisa terjadi kepada diriku ini. Hahaha... lebay mode on...

Bulan Ramadhan yang baru saja pamit dari kita semua tentunya diwarnai dengan shalat tarwih berjamaah supaya Ramadhannya lebih afdol. Tapi... jujur saja Ramadhan tahun ini tarwih ku Cuma 4 kali. Hehehe... memalukan ya, masa kalah am anak cecil. Tapi itu bukan tanpa alasan loh. Saya jarang shalat tarwih dikarenakan saya pulang malam terus dari kantor. Tiada hari tanpa lembur. Kadang saya punya waktu luang shalat tarwih, tapi karena kecapean yang luar biasa, tarwihnya saya batalkan. Dari pada bukannya shalat tapi mala ketiduran sambil sujud. Hahahaha..... kan gak lucu....

Mungkin kalian semua bertanya, kenapa saya lembur terus di kantor padahal kalau Bulan Ramadhan kan jadwal pulangnya lebih awal. Hmm..... beginilah kalau kita bekerja di perusahaan swasta, tapi tidak semua sih. Apa lagi baru2 ini saya ditempatkan dilokasi proyek yaitu di Samata. Jadi kalau pulang dari sana perjalanan kan agak panjang tuh, trus tidak langsung pulang ke rumah, saya harus stor muka dulu di kantor supaya bos tidak mengira saya bolos, gitu loh mas...


Naah... tiba dikantor, waktu buka kan uda dekat, jadi tanggung kalau pulang ke rumah, jadinya saya mesti buka puasa di kantor bersama dengan OB, kadang juga am bos. Hehehe... biar cari muka.

Itulah kenapa Ramadhan ku berlalu begitu saja tanpa konsen pada ibadah sunnah. Penyesalan tentunya saya rasakan, tapi apa mau dikata. Semoga aja Ramadhan tahun depan saya bisa lebih fokus lagi am ibadah. Kalau masih diberi umur panjang. Amiiin...

Allahu Akbar... Allahu Akbar... Allahu Akbar... Walilla Ilham... Takbir menggema di awal minggu ke V bulan Agustus 2011. Tepat pada hari Senin tanggal 29 Agustus 2011. Waktu itu malam takbiran. Semua orang bingung dengan penuh tanya, “kapan mulai lebaran, tgl 30 atau 31..?” ada yang bilang tanggal 30, tapi ada juga yang beranggapan tanggal 31. Belum ada kejelasan dari pemerintah. Yang membuat bingung lagi, dan tentunya memunculkan tanda tanya yang besaaaar sekali, 


“Eh besok masih puasa atau uda tidak lagi?, besok kan tanggal 30 sudah masuk 1 syawal, jadi gak boleh puasa dulu. Loh artinya kalau gitu puasa kita cuma 29 dong..?, gimana sih ini pemerintah ngasi jadwal tidak pasti kayak gini, belum lagi pengumuman dari mereka belum ada”


Begitulah kira-kira percakapan kebanyakan orang, jadi ada sebagian orang termasuk saya memilih untuk tidak puasa keesokan harinya. Tepat pada tanggal 30 Agustus 2011 warga Muhammadiya lebih dulu berlebaran. Dan akhirnya tiba juga pengumuman pemerintah kalau 1 Syawal dan lebaran jatuh pada tanggal 31 Agustus 2011. Wah... artinya masih bisa puasa dong tanggal 30, padahal saya uda gak sahur malamnya. Wuiihh... benar2 tiba masa tiba akal.

Ditambah lagi mama saya di hari lebaran ini tidak membuat buras tapi Cuma ketupat, karena memang saya lebih suka makan buras dari pada ketupat. Dan yang lebih mengecewakan semua ketupat yang mama saya buat basi tanpa ada yang bisa dimakan. Untuk mengganjal perut saja saya Cuma buat sirup dan makan kue kering. Tapi lumayanlah dari pada tidak ada sama sekali.
Apa boleh buat, tapi jangan katakan apa boleh buat, tapi buat apa yang boleh dibuat. Kan saya bisa sikat makanan teman-teman kalau saya pergi silaturrahmi ke rumah mereka. Hahaha.... siap-siap saja

Jadi kesimpulannya Ramadhan dan lebaran kali ini gak berasa sama sekali. Hehehe... tapi bukan itu yang menjadi penilaian tapi keikhlasan kita menjalani hari kemenagan ini. Dikatakan hari kemenagan kan jika semua cobaan di Bulan Ramadhan dan Idul Fitri ini bisa kita sikapi dengan sikap mental positif. Bukan begitu kawan-kawan....???

So.. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H. Minal Aidin Walfaidzin, mohon maaf lahir dan batin.....


Makassar, 31 Agustus 2011

Selengkapnya...

Mengenang Jasa Tokoh Enrekang, Drs. Silla Sarrang

Hari Senin 27 Oktober 1997 pukul 13.00 Wita seorang putra terbaik Enrekang ynag penuh semangat, berjiwa besar dan pnuh semangat, dan tetap berkiprah dalam bidang pendidikan, telah dipanggil Allah SWT kehadirat – Nya. Yakni Ayahanda Drs. Silla Sarrang. Innalillahi Wainnailaihi Rajiun

Ratusan kendaraan bermotor roda dua dan roda empat datang dari seluruh penjuru kecamatan se kabupaten Enrekang berkumpul seketika pada Senin 27 Oktober 1997 di halaman rumah Duka di Talaga Enrekang menunggu jenazah Almarhum dating dari RSU Makassar setelah beliau terbaring sakit di Rumah sakit selama 3 hari pada kecelakaan lalu lintas pada Hari Jumat tanggal 24 Oktober 1997 di Labakkang Pangkep sekitar pukul 11.00 Wita

Berita wafatnya Bapak Drs. Silla Sarrang sebagai pemimpin utama organisasi di daerah ini, yakni sebagai ketua Umum PD – II PGRI Kabupaten Enrekang selama 4 masa basa bakti yakni sejak masa bakti 1979 – 1984 sampai dengan sekarang masa bakti 1994 – 1999 ini, mengakibatkan para pemuka, pimpinan Enrekang dari segala golongan dan lapisan , utamanya pimpinan kantor Depdiknas Kabupaten Enrekang jajarannya telah melahirkan suara hatinya dalam menilai kepribadian Almarhum Drs. Silla Sarrang sebagai mantan kepala seksi Pendidikan Dasar Kandep Diknas Kabupaten Enrekang.

H. Andi Rahman (mantan Bupati) menilai Almarhum merupakan salah seorang tokoh yang jujur serta disiplin sebagai pemimpin, baik sebagai pemimpin PD – II PGRI maupun sebagai staff pimpinan DPD TK. II Golkar Kabupaten Enrekang. Almarhum memang seorang tokoh yang patut ditiru dan kita contoh. Karena kepiawaiannya beliau juga dikenal pula sebagai Budayawan Enrekang. Sesungguhnya keberangkatan beliau ke Ujungpandang (kini Makassar) tanggal 24 Oktober 1997 adalah atas perintah Bupati Enrekang (Andi Rahman), untuk mengikuti pecan budaya (Tudung Sipulung) Sulawesi Selatan mewakili Kabupaten Enrekang. “Saya pribadi sangat menyesal sambil bercucuran air mata karena tidak sempat melihat saudara saya ini berbaring di rumah sakit.” Demikian antara lain pernyataan H Andi Rahman saat melepas jenazah almarhum Drs. Silla Sarrang ke tempat peristirahatannya yang terakhir di Maroangin kampong halamannya.

Ada yang melukiskan ketegaran, pendirian dan istiqamahnyaterhadap prinsip – prinsip yang dipegang oleh Drs. Silla Sarrang patut dicontoh, walaupun menemui berbagai resiko. Rasa malu dan siri yang ditamparkan ke muka beliau dibalas dengan senyum teguh pendirian, tatkala rumah beliau dilempari batu dan diancam berminggu – minggu oleh siswanya yang tidak lulus SMA PGRI, dimaki – maki dalam rapat, disorot tajam dengan kata – kata yang kurang santun, diminta pertanggung jawabannya, namun beliau tenang – tenang saja, dan sekali menjawab dengan halus, beliau katakana bahasa menunjukkan, jadi bahasa guru menunjukkan pribadinya.
Api menyala beliau siram dengan percikan – percikan air jernih sehingga terjalin satu kata, satu paham dan satu tindak perbuatan dalam organisasi yang beliau pimpin sampai akhir masa baktinya.

Ada pula yang menganalisa bahwa beliau adalah seorang democrat yang berjuang dengan penuh kesungguhan, tangguh dan konsekwen. Beliau senantiasa mengatakan bahwa perjuangan memerluka kesabaran, keuletan dan kemampuan mengendalikan rasa emosi diri.
Ada juga yang memperhitungkan ketenangan dan kematangannya berfikir dan menghadapi masalah. Perhitungan ini tidak tampak pada saat beliau menjadi pembantu pimpinan yaitu Kasi Diknas di Kandep Dikbud (kini Diknas) Kabupaten Enrekang. Tetapi di organisasi DPD TK. II Golkar, di PD – II PGRI, sebagai anggota DPRD Enrekang maupun pada saat menjadi Kepala Pusat Pendidikan Latihan dan Pendidikan Masyarakat (PLPM) sebelum istilah SKB lahir, oleh rekan sejawat dan dan seperjuangannya pun memperhitungkan hal ini.

Para pemuda dan remaja di lingkungan tempat tinggalnya pun kagum dengan sosok ini, karena beliau katanya akrab dengan kami, menyapa dan bergaul dengan kami serta mengerti kebutuhan kami remaja yang gemar olahraga.

Adapula yang mengkaji keahlian dan keluasan wawasan Almarhum baik bicara soal P4, budaya daerah, organisasi politik, dan pendidikan pada umumnya, karena beliau sampai akhir hayatnya dikenal sebagai tutor penyetaraan D.II guru – guru SD se kabupaten Enrekang
Serta ada pula yang melihat tokoh ini dalam kesopanan dan keharmonisannya dalam berpakaian. Hal ini kiranya tidak berlebihan karena memang tergambar pada dirinya. Beliau dikenal sebagai orang pembatik kain pada saat mengembangkan pendidikan masyarakat dahuklu. Pada waktu memimpin PLPM Enrekang, keterampilan dan kerajinan membatik Nampak digemari masyarakat Enrekang dan hasilnya pun diperhitungkan masyarakat.
Yah, berbagai penilaian terpuji ditinggalkan Almarhum Drs. Silla Sarrang yang dapat dijadikan contoh untuk generasi masa kini dan generasi yang akan dating

Semua ini bukanlah sekedar ratap dan tangis serta basa basi untuk menyenangkan hati di saaat beliau pergi, tetapi adalah kebenaran yang beliau tinggalkan dalam masa hidupnya. Lukisan keberanian seorang pemimpin ini, ketenangan dan kematangan berfikirnya, keunggulan menahan rasa emosi diri, akhlak dan budinya serta tindak amal dan perbuatannya dapat mendidik kami. Hancur badan dikandung tanah, budi baik tetap kami kenang.
Selengkapnya...

Selamat Jalan Prof. Dr. MAS Bakar, S.H. M.H. (Om Ali)

Sore yang cerah, tepatnya hari kamis tanggal 17 Maret 2011 pukul 17.00, di saat saya sedang menulis artikel di salah satu blog, tiba – tiba kami mendapatkan kabar bahwa MAS Bakar (Om Ali) telah berpulang ke Rahmatullah. (Innalillahi Wainnailaihi Rajiun) Sebuah kabar yang sulit dipercaya.

Tanpa berfikir panjang kami langsung ke rumah duka di Jln. Tamalanrea Makassar. Salah satu kompleks perumahan Dosen UNHAS. Setiba di sana, tampak tenda dan kursi sudah tertata sedemikian rupa. Suasana haru pun menghiasi tiap sudut rumah duka tersebut.

Sesosok tubuh yang terbaring terbungkus kain batik coklat menjadi pemandangan pertama yang kulihat. Derai air mata dan lantunan ayat – ayat suci Al Quran mewarnai atmosfir suasana duka di rumah itu. Dengan langkah yang pelan saya berjalan masuk mendekati jenasa beliau dan duduk di sampingnya. Sejenak mataku memandangi setiap orang di sekitar jenasa satu persatu hingga terpaku pada seorang yang mirip dengan beliau.

Siapa lagi kalo bukan salah satu putranya (Surya) yang sedang tertunduk sambil mengucurkan air mata menemani tidur panjang sang Ayah. Ketika saya sedang membaca Al Quran, dia melihat saya dengan mata yang berkaca - kaca, lalu saya ulurkan tanganku dan saling berjabat tangan sebagai pesan tersirat kepadanya untuk tetap tabah.

Keesokan harinya, Jumat 18 Maret 2011 suasana rumah duka agak sedikit berbeda. Bukan karena para pelayat yang berdatangan silih berganti, tetapi hari itu adalah hari terakhir kami melihat jasad Om Ali. Memang berat rasanya melepas kepergian beliau, tetapi semuanya harus dihadapi dengan sikap mental positif sebagai bentuk keikhlasan kita sebagai hamba-Nya

Kira – kira pukul 10.00 siang mayat beliau di mandikan dan saya salah satu orang yang ikut memandikan beliau. Sekilas saya melihat wajahnya seakan – akan beliau tertidur lelap tanpa kelihatan pucat sama sekali. Masih tetap seperti dulu dengan tatapan dan senyum khas-nya.

Setelah dimandikan dan dikafani, kembali mayat beliau dibaringkan di ruang tamu untuk di shalatkan dan melakukan prosesi pelepasan keluarga. Terlihat lagi isak tangis yang mewarnai kepergiannya di hari yang suci itu. Sebuah duka yang tak tertahankan bagi keluarga maupun anak istrinya. Saya yang sementara berdiri sambil mengambil foto ikut terharu melihat kenyataan yang secara tiba – tiba terjadi.

Tepat pada pukul 11.00 siang mayat beliau diangkat ke mobil jenazah untuk kemudian menuju ke Mesjid Hukum UNHAS. Setelah shalat jumat, mayat beliau dishalatkan lagi. Setelah itu dilakukan acara pelepasan di Fakultas Hukum UNHAS. Sebuah history perjuangannya pun di bacakan yang memberikan kita sepenggal contoh akan pentingnya pendidikan dan dedikasi pada sebuah pekerjaan yang harus diperjuangkan.

Pada titik inilah beliau akan menuju ke tempat peristirahatannya yang terakhir. Meninggalkan semua yang di cintai dan apa yang diperjuangkannya. Ini adalah sebuah pembelajaran bahwa kita semua akan dipanggil oleh Sang Khalik suatu saat nanti, entah kapan dan dimana. Yang harus kita lakukan hanyalah mempersiapkan diri untuk bertamu dengan tamu yang bernama “Kematian”

Beliau dimakamkan di Taman Pemakaman UNHAS di Pate’ne Kabupaten Maros. Iring – iringan kendaraan dari sanak saudara, sahabat sampai pada mahasiswanya ikut mengantarkan kepergian jenazah beliau di tempat peristirahatannya yang terakhir.

Doa demi doa dipanjatkan di depan makam beliau diiringi air mata dan rintik hujan yang seakan ikut menagisi kepergian nya.

“Om Ali”.. Begitulah kami memanggilnya sebagai keponakannya. Sebuah nama yang masih terngiang di hati kami. Seorang figur yang santun, cerdas dan berdedikasi tinggi akhirnya menghembuskan nafas terakhir sesaat setelah memeluk istri tercinta. Sebuah salam perpisahan yang sungguh sangat indah. sebelumnya beliau sempat menjalani penanganan pihak UGD Wahidin, hingga akhirnya sekitar pukul 16.30 Wita beliau menghembuskan nafas terakhir





Selamat Jalan Prof. Dr. MAS Bakar, S.H. M.H. (Om Ali). Kasihmu akan tetap kami kenang. Karyamu akan tetap berkiprah sampai langit runtuh di hari yang terakhir

Makassar, 24 Maret 2011
Selengkapnya...