RSS
Write some words about you and your blog here
Selamat Datang Di My Diary. Di sini kalian bisa tau semua pengalaman2 seruhku. Kalian juga bisa berbagi pengalaman di sini..................

♫ Masa Kecil Yang Bandel



Ketika dalam perjalanan pulang kemarin, saya sempat melihat anak sekolahan ugal-ugalan di jalan, merokok, dan berbagai macam tingkah nakal mereka, padahal diantara mereka ada yang masih SD, SMP maupun SMA.

Hmm… Jadi ingat waktu masih SD dan SMP. Masa-masa di mana saya mengalami yang namanya kenakalan remaja. Saat itu begitu banyak kenakalan-kenakalan yang dulunya saya lakukan baik seorang diri maupun bersama teman-teman. Tetapi itu semua masa lalu yang tidak terulang lagi di masa sekarang. (alis uda insyaf. Hehehehe……….)

Kita semua tahu, bahwa sebagian dari kita ada yang punya masa-masa nakal waktu kecil dulu, walaupun kisahnya berbeda. Ya…. Maklumlah, anak kecil. Hehehe………..
Di sini saya ingin berbagi pengalaman waktu kecil dulu, masa yang telah lalu dan tak akan terulang lagi….

♣ Lumuran tinta buat teman perempuanku

Saat saya masih duduk dibangku sekolah dasar. Waktu itu saya masih kelas 2 SD. Bersama teman baikku (kalau tidak salah, namanya Haedar, soalnya uda lama. Makanya lupa-lupa ingat. Hehehe… kuburan band kali…), kebetulan kami menemukan sebuah Polpen yang isinya masih ada.

Tiba-tiba ide jail kami muncul untuk mengerjain salah satu teman perempuan kami. Saat itu kami melumuri bangkunya dengan tinta polpen tersebut. Tanpa sepengetahuannya, dia langsung duduk………………. dan sebuah teriakan seorang gadis polos yang terkaget terlomtar dari mulutnya. “ibuuuuuuuuuu…………..”

Dia langsung berlari ke ruangan guru untuk mengadu. Tentunya kami berdua tidak mau mengaku. Tetapi tidak lama kemudian kami ketahuan juga, soalnya ada salah satu dari teman kami melihat kami manaruh tinta di bangku si gadis polos itu.

Dengan keadaan jengkel, ibu guru menarik kami ke ruangan guru dan diintrogasi di sana. Akhirnya kami dihukum dengan mengganti rok gadis itu.

♣ Duri buah salak di sepanjang jalan

Kejadian ini terjadi waktu saya masih duduk di kelas 3 SD. Saat itu keponakanku yang inisial namanya “is” dari Makassar datang ke Enrekang untuk liburan. Nakalnya juga minta ampun.

Kebetulan tidak jauh dari rumahku ada tempat mengaji. Karena saya dan “is” sering melihat mereka melewati jalan setapak yang sama saat pergi mangaji, lagi2 ide jail kami muncul. Tidak tanggung-tanggung duri salak pun yang ada di sekitar jalan setapak itu kami cabuti dan menancapkannya ke tanah dengan ujung runcingnya berada di atas.

Berharap saat mereka pulang nanti, meraka akan menginjak duri tersebut. (astaga…. Serasa tidak percaya… senakal itukah saya??? Entahlah. Hehehe………)
Tetapi sebelum mereka pulang dan saat kami sementara menancapkan duri tersebut satu persatu, salah satu tetangga melihat tindakan kami itu, lalu menghentikan kami.

Tetangga lainpun berdatangan…. Tidak lama kemudian bapak saya pun juga datang dalam keadaan malu bercampur emosi. Setelah kami di marahi habis-habisan di tempat, kamipun langsung pulang dan dimarahi lagi di rumah. Tetapi cuma saya saja yang dimarahi dan “is” tidak dimarahi. Duuuh…. tidak adiiiiiiil

♣ Bolos Les

Sejak SD kelas 1, saya dan keponakanku yang inisial namanya “ip” (kakak dari “is”) sama-sama satu sekolah dan satu kelas. Saat penaikan kelas ke kelas 3, nilai matematika kami anjlok. Saat itulah bapak saya berinisiatif akan mengikutkan kami ke tempat les di salah satu SD unggulan Enrekang (nama sekolahnya saya sudah lupa).

Bukan hanya matematika, tetapi les mengaji pun kami ikuti. Saat itu empat kali pertemuan. Dua kali untuk les matematika dan dua kali untuk les mengaji. Setelah delapan kali pertemuan kamipun jenuh dan malas pergi les lagi. Agar tidak kena marah, tiap kali pertemuan bukannya kami pergi ke tempat les, mala kami keluyuran entah ke mana.

Hal yang paling mencekam waktu itu saat kami berada di sebuah halte. Kebetulan salah satu teman sekolah kami datang dan mengajak kami mandi-mandi ke sungai. Kamipun menerima ajakan mereka dan megabaikan aktivitas les kami.
Saat sementara mandi-mandi di sungai, tiba-tiba “ip” tenggelam karena belum lancar berenang. Dia ngos-ngosan berusaha menyelamatkan diri dari air yang dalam itu. untungnya ada salah satu teman kami yang cepat menolongnya. Akhirnya dia bisa diselamatkan juga.

Sejak saat itulah kami berniat untuk serius mengikuti les. Tetapi saat malamnya, ada suara telefon berdering. Bapakku segera mengangkat telefon itu. kamipun nyantai-nyantai saja sambil menonton TV. Tiba-tiba dengan wajah yang marah, bapakku menggertak kami dengan suara yang agak keras, dia mengatakan “sudah berapa kali kalian tidak masuk les……?”

Kami pun terkaget, ternyata yang barusan menelfon tadi adalah guru les kami. Kamipun dimarahi habis-habisan. Setelah kejadian itu, kami tidak lagi berani untuk bolos les.

♣ Bolos Sekolah

Saya masih ingat sekali saat duduk di kelas 4 SD, setiap hari sabtu sebelum pukul 10.00 siang, saya dan teman-teman sering bolos sekolah. Kalo bukan manjat pagar, ya… pura-pura membeli sesuatu, ujung-ujungnya mala kabur. Ada juga yang alasan sakit. Pokoknya macam-macam deh cara kami bolos.

“Kalian tau tidak kenapa kami rutin bolos pada jadwal itu…?”
Itu karena setiap hari sabtu pada pukul 10.00, film kesukaan kami akan mulai, yaitu film Vampier. (Hehehe………. Dasar anak-anak)

Saya juga sering mengajak keponakanku “ip” untuk bolos pada hari itu, dan dia pun menerima ajakanku, soalnya dia juga suka film Vampier. Tentunya kami sering kena marah gara-gara sering bolos, baik itu dari ortu maupun dari guru.

Akibat dari seringnya bolos sayapun dam dua orang temanku tinggal kelas di kelas 4. Dan hal yang membuat saya herankan adalah “ip” yang sering bolos bersama malah naik ke kelas 5.
Ya… itulah akibatnya jika sering bolos sekolah, apalagi mengajak orang bolos…..


♣ Insyaf Selama Dua Tahun

Setelah beberapa bulan saya mengulang di kelas 4, bapakku meninggal (klik disini untuk cerita selengkapnya) karena tabrakan maut. Setelah kejadian itu kenakalanku mulai berkurang dan saya pun serius untuk belajar. Tetapi itu tidak berlangsung lama. Saat awal memasuki SMP kenakalanku muncul lagi. Hal itu di karenakan faktor pergaulanku.

♣ Masa-masa di SMP

Setelah dua tahun saya merasa insyaf, kenakalanku muncul lagi saat mulai duduk di kelas 1 SMP Neg. 1 Enrekang. Waktu itu saya bebas memakai motor ke sekolah. Tetapi bukannya bertingkah seperti pelajar malah bertingkah seperti preman.

Ugal-ugalan di jalan, belajar merokok, sering keluyuran tengah malam entah ke mana, dan masih banyak lagi. Itulah yang sering saya lakukan saat SMP dulu. Saya masih ingat saat keluar malam, kira-kira pukul 00.30 malam, saya kehabisan bensin, kebetulan ada bensin eceran. Ketika selesai mengisi, keadaan warung sunyi, ternyata orang-orangnya uda pada tidur. Langsung saja saya ngacir kabur tanpa membayar sepeserpun. (Hehehe….. jahatnya…)

Hingga pada suatu hari, saya tidak menyangka ternyata hari itu adalah hari yang betul-betul hampir merenggut nyawaku. Saat itu, sekitar pukul 10.30 siang saya pergi isi bensin di SPBU dekat tanggul, setelah itu saya menyempatkan diri berkeliling tanggul dengan kecepatan penuh.

Saat tikungan ke kiri, saya terlalu mengambil sisi kanan jalan, tiba-tiba dari jarak 4 meter sebuah bus besar melaju kencang di hadapanku. Secara spontan saya banting stir, lalu sayapun terjatuh dan terlempar ke luar ke tepi jalan. Motorkupun terlindas bus itu.

Keringat dingin, wajah pucat, jantung berdebar saya rasakan saat itu. seandainya saya terlambat banting stir, mungkin saya akan ditabrak oleh bus itu. kemudian, seandainya juga saya tidak terlempar ke luar ke tepi jalan mungkin saya juga ikut terlindas bus bersama motor kesayanganku. Tapi syukurlah saya tidak apa-apa, hanya lecet sedikit.

Sejak saat itu saya tidak lagi diberikan motor. Kejadian na’as itu membuat saya banyak merenung dan akhirnya saya mulai berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik. Mungkin pengalaman nakal sejak SD sampai SMP itulah yang membuat saya banyak merenung dan tetap bersyukur sampai sekarang.

Demikianlah kisah ku saat kecil dulu, semoga ini bisa menjadi pembelajaran buat kita untuk tetap mawas diri agar kejadian yang saya alami tidak terulang kepada anak cucu kita nantinya..

Makassar, 15 November 2009

0 komentar:

Posting Komentar