RSS
Write some words about you and your blog here
Selamat Datang Di My Diary. Di sini kalian bisa tau semua pengalaman2 seruhku. Kalian juga bisa berbagi pengalaman di sini..................

Sempat ku melawan mereka


Melawan guru atau dosen adalah hal yang tidak boleh dilakukan sebagai seorang pelajar. Tetapi apakah kita harus tetap diam saat mereka melakukan kesalahan besar saat mengajar atau saat memegang amanah? Saya rasa tidak……


Saya teringat saat SMA dan Kuliah dulu, di mana saya terpaksa melawan karena mereka sudah kelewatan batas dalam menjalankan amanahnya. Bukan sok jago, tetapi itu karena kebenaran yang harus tetap ditegakkan. Weitss…… matemija……..

1. Saat SMA

Saat tahun ajaran baru, saya duduk di kelas 3 IPS 1 di SMA Neg. 4 Makassar. Kebetulan saya dipercayakan untuk menjadi ketua kelas di kelas itu (ciee…. Capten of class tawwa..). Wali kelas kami saat itu adalah Ibu F (sorry, saya Cuma memberi nama inisial karena faktor privasi)

Berselang beberapa minggu, ada hal yang ganjil dari tanggungjawab beliau. setiap kerja bakti dilaksanakan beliau tidak pernah datang, pokoknya sama sekali tidak mencerminkan sebagai seorang wali kelas

Awalnya kami cuma masa bodoh terhadap tingkah beliau, tetapi lama kelamaan kesabaran kami sudah pada puncaknya. Sebagai ketua kelas saat itu, saya langsung pergi ke ruang guru dan menanyakan kenapa tidak pernah memperhatikan dan mengarahkan kami.

Sejenak beliau terdiam, dan tiba-tiba ekspresi wajanya menjadi marah. Sambil mengeluarkan air mata, beliau mengatakan, “20 tahun saya mengabdi di sekolah ini, barusan ada siswa yang melawan saya”.

Saya pun terkaget karena ekspresi beliau. Karena saya tidak mau beliau tambah marah, saya memilih keluar dari ruangan itu.

Tidak lama kemudian wali kelas kami menyuruh kami untuk masuk kelas, padahal masih jam istirahat. Semua teman-teman bertanya-tanya……

Saat semuanya duduk dibangku masing-masing, wali kelas kami datang sambil memegang surat pengunduran diri. Ternyata beliau ingin mengundurkan diri. Secarik kertas harus kami tanda tangani sebagai bukti bahwa kami menyetujui pengunduran diri itu.

Kertas itupun mulai ditandatangani oleh teman-teman, dimulai dari ujung diopor lagi ke teman yang lainnya. Saat kertas itu sampai pada saya, bukannya saya menandatanganinya tetapi malah saya sobek.

Teman-teman yang lain terkaget ketakutan. Sambil meremas sobekan kertas itu, dengan tenang saya langsung menjelaskan yang sebenarnya kepada beliau, “sebenarnya kami tidak ingin ibu mengundurkan diri, kami hanya ingin ibu bersikap sebagai wali kelas kami, mengarahkan, membimbing dan mengkordinir kami”.

Akhirnya beliau memaklumi tindakan kami dan tetap menjadi wali kelas 3 IPS 1. Setelah kejadian itu saya langsung minta maaf atas tindakanku terhadap beliau.

2. Saat Kuliah

Saat masih semester 1 di STIE Nobel Indonesia. Waktu itu bulan puasa. Ada kejadian yang hampir sama waktu SMA dulu.

Saat itu dosen akuntansi dasar kami adalah ibu yang inisial namanya “ i ”. Saat mengajar, ada hal yang membuat kami tidak mengerti, yaitu tentang pencatatan piutang jasa. Setelah beliau menjelaskannya, semua teman-teman agak mengerti, walaupun mereka masih bingung. tetapi saya dan salah satu teman saya (Hendra noong) tidak setuju dengan teori beliau.

Ada soal yang kami perdebatkan saat itu, soalnya kira-kra seperti ini:

“Mobil pak Umar telah selesai di reparasi, perusahaan mengirimkan tagihan kepada pemiliknya”

Menurut teori ibu “ i “, bahwa terjadi putang jasa tetapi transaksinya belum dicatat. Tetapi sesuai yang kami pelajari saat SMA dulu bahwa transaksi seperti itu harus ada pencatatannya, karena itu kan piutang walaupun kas belum diterima.

Sempat kami berdebat dengan beliau, suasana ruangan kuliah saat itu sangat tegang. Karena kami berdua tetap mempertahankan pendapat kami, beliau langsung marah dengan mata yang berkaca-kaca. Beliau langsung mengatakan, “Kalau kalian tidak menyukai mata kuliah ini, silahkan keluar dari ruangan ini…!!!”

Kami semua pun terdiam…. Karena takut beasiswaku dicabut, saya tetap memilih berada dirungan. Tidak lama kemudian beliau melanjutkan pelajarannya.

Setelah saya tiba di rumah, karena masih penasaran saya langsung menelfon guru akuntansi saya saat SMA dulu. Namanya Pak Latief. Saya menanyakan tentang soal yang masih menjadi perdebatan kami. Mendengar penjelasan Pak Latief, saya langsung mengerti.

Ternyata konsep dasar akuntansi tentang pencatatan ada dua, yaitu basis kas dan basis akrual. Basis kas adalah pencatatan baru akan dilakukan/diakui saat kas itu diterima, sebaliknya basis akrual adalah pencatatan akan dilakukan/diauki saat transaksi terjadi.

Artinya ibu menganut teori basis kas dan kami menganut teori basis akrual, dan kami mempertahankan teori kami tanpa membandingkan kedua teori itu.

Seandainya dari awal ibu “i“ menjelaskan dan membandingkan kedua teori itu, mungkin perdebatan yang membuat beliau marah tidak akan terjadi.

Waah… thanks ya buat pak Latief…….. hehehe


makassar, 17 Maret 2010

0 komentar:

Posting Komentar