RSS
Write some words about you and your blog here
Selamat Datang Di My Diary. Di sini kalian bisa tau semua pengalaman2 seruhku. Kalian juga bisa berbagi pengalaman di sini..................

♫ Liburan ke Malino


Sabtu, 27 Juni 2009 adalah hari terakhir kami mengikuti ujian final. Semua teman-teman meresa senang karena ujian telah usai, apalagi pada hari itu mahasiswa STIE Nobel akan pergi ke Malino untuk rekreasi sehabis ujian sekalian juga sebagai acara perpisahan anak-anak semester 6 (enam). Akan tetapi pada momen itu saya tidak jadi pergi karena harus ke Enrekang. Duuuh… kecewa Banget…

Tapi empat jam sebelum berangkat ke Malino saya mencoba untuk minta izin kepada keluarga di rumah agar diizinkan ke Malino. Soalnya itu adalah acara perpisahan kelasku. Berbagai rayuan saya coba kepada keluargaku agar diizinkan. Ternyata perjuangan saya untuk meyakinkan mereka tidak sis-sia, dan Alhamdulillah saya diizinkan ke Malino.

Tapi…. Masih ada perasaan kecewa, itu karena kamera digitalku masih diservis dan tidak sempat untuk membawanya. Tak apalah… kan masih ada kamera digital teman-temanku yang bisa dipakai berfoto-foto ria. Hehehehe……….
Ketika yakin sudah diizinkan, saya buru-buru balik ke rumah untuk mengambil pakaian dan perlengkapan untuk ke Malino.

Kebanyakan teman-teman naik motor dan sebagiannya memilih naik mobil. Panitia sudah menyewa mobil rental sebanyak dua buah. Satu tidak lepas kunci dan satunya lagi lepas kunci dan dikemudikan oleh kuncoro. Pihak Kampus yang ikut pada waktu itu adalah Pa’ Dul, Ka’ Maria dan Pa’ Mustafa beserta istri (Ibu Linda) dan anak-anaknya.

Sebelum berangkat, kami semua berkumpul untuk berkomitmen supaya dalam perjalanan nanti harus tertib dan tidak boleh saling mendahului apalagi meninggalkan rombongan. Saya kurang tau pasti siapa yang cover dari depan. Tetapi dari belakang yang cover adalah ka’ Hasbar. Kebetulan saya boncengan dengan dia.

Kira-kira pukul 20.00 malam kami semua berangkat dengan saling beriring-iringan. Awalnya sih iring-iringan motor kami berjalan secara teratur, tetapi pada saat perjalanan sudah agak jauh, buseeet...... semuanya kacau balau. Ada yang saling mendahului, ada yang balap-balapan, sampai-sampai ada yang lepas dari rombongan. Gila beneer…..
Selama perjalanan, kami kerepotan dengan jalanan yang agak rusak, banyak lubangnya dan berpasir, apalagi perjalanan malam, penglihatan agak terganggu. Wah, poko’nya kalo ga’ hati2 bisa2 cium tanah air alias terjatuh. ditambah lagi motor ka’ hasbar tidak bisa mendaki walaupun memakai persenelan dua (makanya kalo pake oli itu yang asli jangan yang imitasi. Hehehehe…..)

Selama perjalanan, kami tetap disambut oleh lubang-lubang jalanan yang berdebu dan berselimutkan dinginnya pekat malam. Ditengah perjalanan tiba-tiba saya dan ka’ hasbar melihat teman-teman lagi berkumpul di pinggir jalan. Karena penasaran saya langsung melihat apa yang terjadi.

Ternyata salah satu dari rombongan kami terjatuh dari motor akibat tidak bisa menghindari lubang yang ada di jalan. Mereka adalah Faisal dan Tarsan, salah satu teman seangkatanku. Karena tidak terlalu parah, Cuma hidung faisal yang lecet, perjalanan dilanjutkan kembali. Seperti awal keberangkatan, semuanya mengendarai motor secara teratur. Tetapi dasar semuanya bandel, kembali lagi mereka saling mendahului.

Seperti biasanya, jalanan yang kami lalui meminta korban lagi. Sekarang yang terjatuh adalah Pa’ Dul dan ka’ Maria. Menurut informasi yang saya dapat, Pa’ Dul ingin mendahului Andis, tetapi karena Pa’ Dul tidak bisa mengandalikan motornya, tiba-tiba dia rem muka dan terjatuh kesamping kanan. SEANDAINYA jatuhnya ke samping kiri, korban yang terjatuh bertambah dua orang lagi yaitu Andis dan Yuni, karena tertimpa oleh motor Pa’ Dul

Kira-kira pukul 21.30 kami semua tiba di Malino dan berkumpul di depan Hotel Celebes untuk menunggu yang lainnya tiba. Ketika semuanya datang termasuk rombongan yang naik mobil, kami bersiap-siap untuk ke Vila. Sesampai di sana saya merasa heran melihat mobil yang ditumpangi Rezky. Ada bekas muntah di pintu depannya. Ketika saya cari tau, ternyata yang muntah di mobil adalah Hasni. (Wah, kaya’x dia ga’ makan obat anti mabok tuh…)

Sesampai divila, ada yang langsung tidur dan ada yang menyiapkan makan malam. Ada acara bakar-bakar ikannya juga lho…..
Semuanya berjanda ria melepas kelelahan selama perjalanan sambil menyantap makan malam.

Pada pukul 02.00 lewat tengah malam satu persatu mulai tidur. Ka’ feby (Ketua BEM) dan gengnya sendiri mala pergi cari penginapan baru agar mereka bisa tidur nyenyak disana, soalnya tempat tidur divila kami sudah full.

Tapi saya dan yang lainnya belum tidur (ada andis, sarif, ka’ emma, ka’ hasbar uphy dan wathy). Untuk menambah seru malam yang dingin pada waktu itu kami pergi kewarung-warung dekat pohon pinus. Setelah tiba di sana teman-teman yang lain ternyata sudah menunggu dari tadi (ada jamal, iphul dan sapar). Kami langsung gabung dengan mereka dan bermain domino sambil menikmati secangkir sarabba panas.

Tapi… saya kalah terus dalam permainan itu. Berdiri melulu dan sering dapat giliran kocok kartu. iich… sebel…..
Kira-kira pukul 04.30 subuh, kami langsung balik ke vila untuk istirahat. Sesampai di vila bukannya saya dapat tempat untuk tidur, mala andis dan sarif yang mendahului, jadi tidak kebagian deh… tapi saya coba untuk tidur tapi tidak bisa juga karena tempat tidurnya sempit.

Ketika azan subuh sudah dikumandangkan saya belum tidur-tidur juga, tapi saya coba untuk tidur lagi sampai jam 05.30 subuh. Masih belum tidur juga….
Karena waktu shalat sudah hampir habis, segara saya ambil air wudhu untuk shalat subuh. Setelah shalat, ternyata yang lainnya sudah bangun dan ada beberapa tempat tidur yang kosong.

Karena yang lainnya pada ribut, istirahat saya terganggu. Lagi-lagi tidak punya kesempatan untuk tidur deh. Waaaahh…… ngantuk bangeeet….
karena sudah tidak ada harapan lagi untuk tidur, saya langsung bangun untuk saraman pagi

kira-kira pukul 09.30, kami semua bersiap-siap untuk pergi ke kebun teh. Selama perjalanan suasananya semakin dingin bagaikan di kutub utara. Sesampai di sana kami menikmati pemandangan hijau kebun teh sambil berfoto-foto ria. Sayangnya ka’ Feby dan gengnya tidak ada di sana. Yaaa…. Nggak seru deh…….

Setelah puas melihat-lihat pemandangan, perjalanan kami lanjutkan ke air terjun. Waah… perjalanannya cukup jauh juga sih karena saya belum pernah ke sana. Kirain air terjun di Malino hanya ada di tangga seribu, ternyata masih ada. Hehehehe…….

Kami melewati jalan yang agak sempit sebelum tiba di sana. Selama perjalanan ada papan pengumuman yang membuat saya tertawa. Papan itu bertuliskan “air terjun ketemu jodoh.” Wah, itu sudah termasuk mitos, memangnya yang menentukan jodoh kita adalah air terjun itu? Nggak mungkit banget kan… cuman Tuhan yang menentukan.

“jodoh kan ditangan Tuhan, jadi ngapain buru-buru pacaran. Walaupun jodoh ditangan Tuhan, tetap saja kita kejar.”

Sesampai di sana, pemandangannya lumayan bagus, walaupun jalannya agak berbatu-batu. Ternyata ka’ feby dan yang lainnya sudah ada di sana sambil mandi-mandi. Ternyata mereka duluan sampai dari kami. Seperti biasanya kami menikmati pemandangan sambil mengabadikan moment yang berkesan itu. Tepat pukul 13.00, kami semua meninggalkan tempat itu dan pulang ke vila untuk istirahat dan makan siang.
Akhirnya petualangan di Malino sudah usai, walaupun cuman sebentar, tapi ada kesan tersendiri yang bisa kami bawa pulang

Semuanya terlihat mengemasi barang masing-masing untuk bersiap-siap kembali ke Makassar. Ada dua gelombang, ada yang pulang jam 13.30 dan ada yang pulang jam 16.00. kebetulan saya pulang jam 16.00.

Pukul 15.00, saya dan ka’ Hasbar pergi ke pasar untuk beli sesuatu sebelum pulang. Tepat pukul 16.00 semuanya sudah siap, dan kami langsung berangkat dan mengucapkan selamat tinggal buat vila kami.

Di tengah-tengah perjalanan tiba-tiba Hasni nelfon ke saya, dia bilang Saiful terjatuh dari motor bersama dengan Uphy , karena kebetulan mereka boncengan dan waktu itu berangkat pukul 13.30. Menurut informasi kepala Uphy bocor dan segera di bawa ke rumah sakit Faisal.

Masalah yang muncul bukan itu saja, sekitar jam 19.30 ternyata Eni kakaknya Yuni belum tiba di rumah dari tadi sore. Kebetulan dia boncengan dengan Efendi. Sebagian dari kami panik mencari di mana mereka berada. Tidak lama kemudian, ada informasi yang saya terima, ternyata ban motor mereka kempes.
Wah….. kirain mereka hilang.

Pengalaman yang saya mau bagi dengan kalian adalah jika melakukan perjalanan jauh kaya’ cerita di atas, usahakan untuk jalan beriringan secara teratur, karena jika tidak, dampaknya akan seperti yang saya ceritakan tadi

Makassar, 4 Juli 2009

0 komentar:

Posting Komentar